Ekonomi negara sangat dipengaruhi dengan adanya ekspor yang bisa meningkat dan menurun kapan pun, jika ingin ekspor Indonesia tetap stabil dan meningkat maka harus menggunakan produk ekspor unggulan yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas produk biasanya akan ada program Desa Devisa untuk daerah yang memiliki komoditas dan produk yang unggul. Desa devisa merupakan salah satu program yang ada di Indonesia yang dipelopori oleh LPEI atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Dengan adanya program ini akan lebih membuat produk yang dihasilkan menjadi kualitas yang tinggi.
Biasanya program desa devisa memberikan pendampingan kesejahteraan dan pengembangan para pelaku usaha yang berorientasi di bidang ekspor yang mencatat sejarah dengan banyak meluncurkan desa devisa di Indonesia yang banyak salah satunya yang berlokasi di subang, jawa barat, dan daerah lainnya. program ini berbasis pemberdayaan masyarakat akan mendorong kemandirian petani kopi melalui rangkaian pendampingan, pelatihan, dan pemanfaatan jas konsultasi sehingga bisa sampai pasar ekspor kopi dunia dengan produk-produk yang berkualitas dan setara dengan nasional. Itulah sebabnya banyak produk unggul yang bisa ekspor sampai keluar negeri dan Eropa karena dengan adanya program desa devisa akan memberikan banyak keuntungan dan bisa membuat mandiri untuk masalah ekspor.
Para petani kopi yang jumlahnya bisa lebih dari 200 orang akan bernaung di bawah koperasi gunung luhur yang ada di subang ini akan mendapatkan program pendampingan dan pelatihan selama enam bulan lamanya. Program yang ada di dalamnya biasanya ada praktek membudidayakan dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, peningkatan kapasitas produksi dan penyusunan laporan keuangan yang akan dibantu oleh LPEI yang bekerja sama dengan koperasi gunung luhur berkah ketika proses pendampingan. Banyak hal yang bisa dipelajari untuk melakukan ekspor kopi meskipun hanya seorang petani kopi karena harus tahu tentang produk yang bersangkutan dan akan membuat kopi yang dihasilkan menjadi produk unggul yang berkualitas tinggi.
Setiap desa akan diberikan pendamping yaitu di desa cisalak, Cipunagara, sukakerti, nagrak , dermaga dan pesanggrahan dengan produk unggulan kopi arabika dan robusta. Yang akan menerima manfaat dari pendampingan ini mencapai 208 petani kopi yang akan diberikan pelatihan dan pendampingan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kapasitas produksi ke 6 desa bisa mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya. Direktur eksekutif LPEI juga mengatakan bahwa pihak optimis dengan kerja sama yang dilakukan ini, dan cukup yakin dengan potensi subang dengan komoditas kopinya dan berharap melalui program pelatihan selama 6 bulan bisa meningkatkan kapasitas petani sehinga membuat biji kopi yang dihasilkan berkualitas dan dibutuhkan untuk ekspor.
Dan juga berharap bahwa kolaborasi yang dilakukan dengan koperasi gunung luhur dan pemerintah daerah subang menjadi salah satu solusi awal ditengah kondisi pandemi yang sedang melanda sekarang ini. lalu ketua koperasi GLB juga mengatakan bahwa usai perjanjian kerja sama sama, masyarakat petani kopi dalam jangka waktu yang panjang dan tidak pernah terbayang bahwa produksinya bisa diekspor. Dengan adanya program desa devisa ini semoga bisa membuat kopi bisa diekspor terkenal dan banyak yang melirik kopi asal subang ini sampai mancanegara dan para petani bisa merasakan manfaat ekonomi secara langsung.